Judul: Carrying Your Heart
Penulis: Pia Devina
Penerbit: DIVA Press
Tahun Terbit: 2014
Tebal Buku: 249 Halaman
ISBN: 978-602-255-589-6
Genre: Romance
I was your home...and I wish I will always be your home. Tapi aku tahu, untuk saat ini...I'm no longer becoming your home.
Kirana Evalia selama ini hanya hidup bersama ibunya. Dalam hati, terpendam keinginan untuk bertemu dengan sang ayah. Hingga, ia menemukan buku harian tua mendiang ibunya. Di sana, tertulis nama sang ayah dan sebuah alamat di Belanda.
Kira sempat bertemu sang ayah meskipun dalam suasana yang tak menyenangkan. Di sana juga, ia mengenal Nathan dan membuatnya berpaling dari sang kekasih yang setia menunggu kepulangannya.
Dalam dilema batin yang Kira rasakan, sang kekasih mendapat beasiswa kuliah di Belanda. Mereka pun bertemu. Namun, Kira sadar, hatinya tak dapat berbohong terlalu lama. Rasa itu...
Kutipan favorit:
- People said that there's nobody in this world who's having a perfect life. Setidaknya, mungkin ada satu hal atau masalah yang membuat hidup mereka tidak sempurna. Itu pun kalau beruntung bila ternyata tak ada masalah-masalah lain yang sedang mengantre untuk menghampiri. hal 30
- Ada dua hati dan dua rasa yang perlu kujaga. Celakanya aku tidak tahu bagaimana caranya menjaga kedua hati tersebut dengan benar. Hal 48
- Tapi aku nggak tahu apa yang sebenarnya hati aku inginkan, lagi pula...ada seseorang yang nggak bisa aku lepas pergi. Hal 50
- Namun kami berdua sama-sama tahu, ada rasa lain yang menyelinap diam-diam di antara kebersamaan kami selama ini. Hal 51
- Tapi aku tahu, aku bakalan baik-baik saja asalkan seseorang itu bahagia dengan hidupnya. Walaupun tanpa aku. hal 87
- Momen ini, saat lelaki di hadapanku kemudian memelukku, sedetik berikutnya, aku menyadari...inilah rumahku yang kupunya selama ini. Hal 91
- Pulang itu bukan berbicara tentang tempat...tapi dengan siapa kita berada. Hal 93
- Mungkin kita memang harus berhenti di persimpangan jalan ini. I know where my heart goes, but I couldn't follow the path. Hal 232
Berlatar belakang kota Rotterdam, kita akan bertemu dengan Kirana Evalia. Gadis yang lahir di luar ikatan pernikahan, yang kemudian ditinggalkan sang ayah saat masih berada dalam kandungan karena sang ayah dijodohkan. Berbekal sebuah email, Kira berangkat ke Rotterdam dan menetap di sana demi bisa bertemu sang ayah. Tapi pertemuan pertama dengan sang ayah, menyisakan luka di hati Kira. Untung saja ada Nathan yang selalu membuatnya merasa terhibur. Kebersamaannya dengan Nathan menimbulkan rasa lain di hatinya yang mati-matian harus disangkalnya, karena Kira sudah punya Rendi. Lelaki yang sudah menjadi kekasihnya selama 10 tahun, yang selalu ada untuknya dalam suka maupun duka. Saat Rendi menyusul ke Belanda untuk mengambil S2, Kira yakin kalau Rendi-lah rumahnya. Tapi dia juga tidak bisa menampik rasa kehilangan yang muncul tiba-tiba dalam hatinya. Rasa kehilangan akan sosok Nathan. Kira pun tahu, kalau dia tengah membohongi hatinya.
Aku suka cara Pia bertutur di novel ini. Aku jadi baper membaca kegalauan Kira, harus tetap bersama Rendi, atau mengikuti kata hati dengan berlari kepada Nathan. Rendi dan Nathan sama-sama lelaki yang sulit ditolak pesonanya. Keduanya seakan selalu ada saat Kira membutuhkan mereka berdua. Yah, kita memang nggak bisa men-judge pilihan Kira, karena jatuh cinta itu memang nggak pernah bisa kita tahu kapan datangnya. Tiba-tiba saja sudah jatuh cinta, walaupun sudah ada seseorang yang rela melakukan apa saja demi kebahagiaan kita. Bukan cuma mengangkat kisah romance saja, tapi Pia menyelipkan kisah anak yang lahir di luar ikatan pernikahan. Tentang luka hati, kekecewaan dan kerinduan Kira akan sosok sang ayah. Dan, aku selalu mengakui kepiawaian Pia dalam menulis cerita dengan alur maju mundur tanpa keteteran. Sampai mendekati ending aku tidak bisa menebak pilihan hati Kira, akan tetap bersama Rendi atau memilih Nathan. Dan aku bahkan tidak menduga kalau Pia akan memilih ending yang seperti itu.
Dari segi editingnya, aku kok melihat terlalu banyak nge-nya di novel ini? Aneh saja rasanya menemukan kata ngerasa, kenapa nggak merasa saja, dan ada beberapa kata yang harusnya berawalan me, diganti jadi nge. Aku juga menemukan beberapa dialog yang kalimatnya berulang. Contoh:
- Aku lebih memilih untuk mengikuti tour travel ini karena tidak mungkin aku lebih memilih untuk pulang ke Rotterdam. Hal 172
- Kami hanya datang ke sini dengan sebelumnya menonton film tentang tempat ini terlebih dahulu. Dan kurasa, tempat Nathan bekerja sudah terlebih dahulu meminta izin. Hal 173
Masih ada beberapa typo juga, tapi masih bisa diabaikan. Kita akan banyak jalan-jalan ke tempat-tempat di Rotterdam, Brussels dan Utretcht. Aku juga mengakui kepiawaian Pia dalam mendeskripsikan suatu tempat, seolah-olah Pia juga sudah pernah ke sana. Tapi endingnya kok menggantung siiiiiih? T.T
Hmmm, terlepas dari endingnya yang menggantung, aku merekomendasikan novel ini untuk dibaca semua kalangan. Yang sedang mencari bacaan ringan tapi bikin baper, novel ini bisa dijadikan pilihan karena bisa dilahap dalam sekali duduk.
3 of a 5 Stars
===
Untuk BBI Posting Bareng bulan ini, aku memilih review Carrying Your Heart plus interview penulisnya. Sudah lama memang aku berniat untuk kepo-in Pia, karena Pia sangat produktif dalam melahirkan sebuah novel. Dan kalau aku nilai dari gaya menulisnya, Pia sepertinya orang yang sabar dan rapih. Tulisannya selalu rapih sih, dan walaupun sering menggunakan alur maju mundur, tapi nggak keteteran dan bikin bingung pembaca. Dan pertanyaan-pertanyaan aku setidaknya mewakili rasa kecintaan Pia dalam dunia menulis. Nah, yang mau kenalan sama Pia, ini profil singkatnya Pia:
Perempuan kelahiran 1 Februari 1988 yang tengah meniti karir di Industri Farmasi bagian Quality Management. Ibu dari satu orang anak ini memiliki hobi membaca, menulis, dengar musik dan nonton drama Korea. Penulis favoritnya adalah Sophie Kinsella, Ika Natassa, Alia Zalea. Novel-novelnya yang sudah terbit antara lain:
Novel solo: Dark Memories (2015), Kata Dalam Kotak Kaca (2015), The Wedding Plan (2015), Two Lost Souls (2015), Weh (2014), Deep Down Inside (2014), Carrying Your Heart (2014), Love Lock (2014), Beautiful Sorrow (2014), (Un)Broken Wings (2013), Menjagamu (2013).
Novel duet dan antalogi yang sudah terbit: Heartsick (2015), Senja Yang Mendadak Bisu (2015), Januari: Titik Balik (2015), Gadis 360 Hari Yang Lalu (2014), Curhatku Untuk Semesta (2013), Curhat LDR (2013), True Love Stories (2013).
Itu dia profil singkatnya Pia. Kelihatan kan produktifnya Pia gimana, satu tahun berhasil menerbitkan 4-5 novel. Yang ingin mengenal Pia lebih dekat, ini dia interview aku dengan Pia lewat Whatsapp dan Email.
Q: Pertama kali kamu sadar punya bakat menulis itu kapan? Dan masih ingat nggak tulisan pertama kamu tentang apa?
A: Sejak SMP kalau nggak salah. Gara-gara sering disuruh nyari unsur intrinsik dan ekstrinsik cerita sama Bu Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, ditambah lagi seneng baca-baca novel, juga suka nulis diary hehehe, jadi deh mulai nyoba nulis cerita. Waktu pertama kali, nulis tentang anak-anak panti asuhan. Ditulis tangan. Tapi sayang, lupa bukunya disimpen di mana :(
Q: Ide-ide tulisan biasanya terinspirasi darimana dan dan siapa role model kamu dalam menulis?
A: Darimana aja, nggak spesifik. Role model...hmm, penulis-penulis yang produktif, lokal maupun luar. Mereka menginspirasi buat rajin nulis.
Q: Tahun 2014-2015 mungkin jadi tahun terproduktif kamu karena berhasil menerbitkan beberapa novel dalam jarak waktu sangat dekat. Bisa share nggak pengalaman kamu dari mulai proses menulis sampai naik cetak, dan giman perasaan kamu saat itu?
A: Memang agak kewalahan karena selain nulis atau terusin naskah baru, mesti revisi naskah yang lagi proses ke penerbit. Tapi, saya menikmati prosesnya. Dan capeknya terbayar saat novel-novel saya itu terbit. Untuk prosesnya saya bikin premis, sinopsis, dan outline cerita. Dari sana lanjut ngegarap naskahnya, kirim ke penerbit. Setelah menunggu dan ternyata disetujui, revisi sana-sini berdasarkan evaluasi dari editor. Kirim lagi, tunggu kabar, kalau sudah oke, dikirimin contoh cover. Setelah itu bersabar sampai novelnya "lahiran" :)
Q: Dari seluruh novel kamu yang sudah terbit, novel mana yang jadi favorit kamu dan novel mana yang penulisannya paling ribet?
A: Favorit saya Love Lock, karena saya jadi tenggelam sendiri dalam ceritanya, haha. Kalau paling ribet, Dark Memories. Itu naskah pertama yang saya buat dengan setting Korea Selatan.
Q: Siapa orang yang paling berjasa dalam karir kamu sebagai penulis?
A: Mantan pacar yang sekarang jadi suami. Hehehe, dia nyemangatin saya terus dari zaman dulu, buat mengejar mimpi saya jadi penulis.
Q: Kalau ditantang menulis novel selain genre romantis, genre apa yang akan kamu pilih dan kenapa pilih genre tersebut?
A: Thriller kali, ya. Lebih ada bayangan mau ceritain apa dan suka sama cerita-cerita berbau misterius (bukan horor).
Q: Bagi tips dong dalam membagi waktu antara menulis, membaca, menjalankan profesi utama, sekaligus menjadi ibu dan istri? Boleh dibagi juga tips mengatasi writer's block.
A: Rajin nyicil nulis. Curi-curi waktu di tengah aktivitas lain. Dan, bikin target buat diri sendiri. To be very honest, saya bukan penganut writer's block. Memang ada kalanya kesulitan nyari ide, tapi saya nggak mau ngemanjain "kesulitan" itu jadi perkara berkepanjangan. Jadi, biasanya saya gencar nyari idenya. Banyak hal di sekitar kita yang bisa kita jadikan ide, kok.
Q: Apa impian kamu sebagai seorang penulis yang belum tercapai?
A: Tulisan saya dijadikan film, hehehe. Entah film televisi, ataupun layar lebar :D
Q: And last but not least, masih dalam suasana hari kasih sayang. Apa makna valentine bagi seorang Pia Devina?
A: Valentine may be a day for having a quality time with family. Walaupun sesungguhnya, quality time ini juga dilakukan setiap hari :)
Nah, itu dia hasil kepoan aku ke Pia. Aku mengucapkan banyak terima kasih karena Pia sudah meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan aku dan membagi pengalamannya dalam dunia menulis. Semoga karir Pia makin bagus dan makin produktif dalam menghasilkan karya-karya selanjutnya. And Happy Valentine's Day :)