Ada
hati yang kujaga agar tak jatuh. Namun, saat di dekatmu, seringnya ia tak
patuh.
Al
Telah
kehilangan orang yang kita sayang adalah persamaan kita. Kita saling berbagi
rasa sakit setelah kepergiannya. Ketika aku menginginkan lebih, aku tahu ada
yang salah. Namun, aku tak mampu terus menjaga jarak denganmu. Melihatmu dari
jauh saja rasanya tidak cukup. Jika benci ini cinta, tepatkah ia datang kali
ini?
Ella
Mewujudkan
keinginan orang yang kita sayang, tentu itu akan kita lakukan – apa pun
taruhannya -. Sayangnya, kau pun justru merebut satu-satunya yang ia miliki. Membuatmu
selalu resah karena rasa bersalah. Pernahkan kau mersakannya?
Aku
tidak pernah sengaja menginginkanmu meski bersamamu adalah cara untuk
menggenapkanku. Jika kita diciptakan untuk bersama, biarlah waktu yang menelan
ragu kita. Karena entah kapan aku akan bisa mengakui; bahwa hati tak akan puas
jika tidak memilikimu sepenuhnya.
Judul: Almost Is
Never Enough
Penulis: Sefryana
Khairil
Editor: Tesara
Rafiantika
Penerbit: Gagas
Media
Tahun Terbit: 2015
ISBN: 979-780-814-9
Tebal: 338 hlmn
Genre: Romance
***
“It’s complicated,
Ben.”
“The hell it is.” Ben
tertawa masam. “Kau dan Al yang membuatnya rumit, tapi aku yakin kalian hanya
takut mencoba jujur pada diri dan hati kalian masing-masing.”
Almost
Is Never Enough bercerita tentang kehidupan Al dan Ella setelah ditinggal pergi
Maura selama-lamanya. Maura adalah istri Al dan sahabat Ella. Suasana antara Al
dan Ella menjadi canggung karena saat Maura masih hidup mereka tidak dekat. Dan
sepeninggal Maura, Al pindah dari New York ke Seattle dengan memboyong Ella dan
putri kecilnya, Zoey. Kenapa harus membawa Ella ikut serta dalam kepindahannya?
Karena Ella tengah mengandung anak dari Al dan Maura. Karena sulit hamil, Maura
memutuskan mencari Surrogate Mother dan
dia memercayakan Ella sebagai ibu pengganti yang akan mengandung calon buah
hatinya.
Meski
canggung, tapi Ella berusaha bertahan. Demi Maura dan janin yang ada dalam
kandungannya. Ella akan pindah setelah dia melahirkan, dan setelah Al siap
mengasuh buah hatinya dan Maura sendirian. Tapi niat Al dan Ella tak semulus
seperti yang mereka perkirakan. Tinggal dalam atap yang sama, bertemu setiap
hari, membuat mereka jadi lebih mengenal pribadi masing-masing. Membuat mereka
saling melihat sisi lain yang menarik dari diri mereka masing-masing. Bukan
hanya mereka berdua yang mulai dekat dan saling jatuh hati, tapi Al mulai dekat
pula dengan Zoey. Mereka tahu mereka mulai saling jatuh hati, saling takut
kehilangan, saling ingin memiliki, tapi mereka saling menahan diri. Bayang-bayang
Maura masih menyinggapi hati mereka. Tapi apakah hanya dengan saling mengetahui
kalau hati mereka sudah saling memiliki sudah cukup? Siapkah Ella untuk
meninggalkan Al dan sang bayi, saat hatinya sudah terlanjur dicuri? Silahkan baca
novelnya.
Untaian
kalimatnya tidak membosankan, untuk ukuran novel dengan konflik yang
biasa-biasa saja. Penulis mengangkat tema Surrogate
Mother dalam novel ini. Dimana pastinya tidak gampang menjadi ibu pengganti
yang mengandung janin yang bukan merupakan darah dagingnya sendiri, sementara
dirinya secara tak sadar sudah terikat secara emosional dengan sang janin. Seperti
yang menimpa Ella. Saat dia tahu waktunya semakin sedikit untuk bersama-sama
dengan bayi yang sudah dikandungnya selama sembilan bulan, sempat tebersit
dalam hatinya untuk membawa bayi itu pergi bersama dengannya.
Alur
ceritanya terlalu lambat menurutku, tapi syukurlah penulisnya berhasil mengemas
ceritanya hingga tidak membuat aku bosan. Yang terjadi antara Al dan Ella ini
sebenarnya cuma terlalu banyak rasa ragu. Tapi wajar juga menurutku kalau
mereka merasa ada di posisi itu. Ella mungkin merasa sudah berkhianat dari
Maura, dan Al mungkin akan merasa bersalah pada Maura. Padahal menurutku, kalau
aku jadi Maura di surga sana, aku pasti akan merestui hubungan mereka berdua. Tidak
ada orang yang lebih tepat menggantikan posisi Maura sebagai istri Al selain
Ella. Tapi tidak ada yang bisa mengalahkan rasa ragu, rasa bersalah, rasa
cemburu selain keyakinan.
Aku
sedikit terganggu dengan typo yang ada di halaman 167 dan 260-261. Seperti ada
dialog yang terulang di halaman-halaman tersebut. Membaca novel ini melatih
kesabaran pula karena yah, alurnya lambat dan konflik yang tidak terlalu
memuncak. Tapi aku suka dan sangat menikmati keseharian Al dan Ella yang
diceritakan di novel ini. Belum lagi bayangan memiliki rumah di atas pantai,
hmmm love that so much. I love this book more than Tokyo di luar typo-nya yang
cukup banyak bertebaran.
3,5 of a 5 STARS
0 komentar:
Posting Komentar