Judul: Morning Brew
Penulis: Nina Addison
Editor: Hariska
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 244 hlmn
ISBN: 978-97922-7567-4
Seandainya kita bisa tahu dia memang ditakdirkan untuk kita. Seandainya ada jaminan cinta yang kita punya tidak akan membuat kita pecah berkeping-keping. Seandainya soal jodoh ada di tangan kita. Sayangnya, dalam hidup tak ada yang pasti.
Soal cinta apalagi.
Karenanya ketika Boy, pacar tujuh tahunnya Reney tiba-tiba bilang putus, Reney seperti dibuang ke lubang tanpa dasar dan tidak yakin bisa keluar lagi dari kegelapan di dalamnya.
Tapi apa iya?
Yuk, mampir ke dunia Morning Brew. Reney, Danny dan Ivana dengan senang hati siap menerima cerita dan segelas kopi hangat plus semangkuk soup of the day yang akan bikin kamu ketagihan!
Dunia Reney runtuh, saat dikiranya akan dilamar oleh Boy, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Boy memilih untuk putus, saat dia mendapat beasiswa di Inggris. Pacaran hampir delapan tahun membuat dunia Reney nyaris hanya terpusat pada hubungannya dengan Boy. Dia sulit melupakan Boy. Malas bangun pagi, enggan beranjak dari ranjang, menangis setiap malam, merasakan lubang dalam hatinya yang semakin hari semakin besar. Reney sampai harus digeret paksa Ivana dan Danny, dua sahabatnya yang hampir tiap hari menghabiskan waktu bersama di kafe tempat mereka bekerja, Morning Brew. Perlahan Reney mulai bangkit, meski Boy tetap ada dalam ingatannya, Reney perlahan mencoba untuk move on. Dibantu Ivana dan Danny, Reney perlahan mulai membuka diri dan mencoba memulai hubungan baru agar dia bisa cepat melupakan Boy. Beberapa pria pernah silih berganti datang dalam hidup Reney, tapi dia merasa ada saja yang kurang cocok. Sampai saat malam tahun baru dia menerima sebuket bunga kiriman dari Boy. Bukan hanya sebuket bunga, Boy kembali muncul di pintu kafe Morning Brew. Mencoba kembali masuk dalam kehidupan Reney. Boy tetap akan kembali ke Inggris, tapi kepulangannya kali ini untuk meminta Reney ikut dengannya ke Inggris. Bersediakah Reney?
Morning Brew ceritanya sederhana sekali. Tidak banyak konflik berat yang akan kita temui. Kita akan kenalan dengan Reney -si susah move on, koki utama di Morning Brew-, Ivana -si jutek tapi baik hati, penyuka hubungan jarak jauh, salah satu pemilik saham Morning Brew- dan Danny -si gay, lucu, baik hati, tapi punya sedikit masalah dengan ayahnya-. Morning Brew menjadi saksi bisu masalah yang menerpa mereka, obrolan-obrolan ringan sampai asmara yang terjadi pada mereka bertiga. Tapi cerita memang lebih terpusat pada kisah Reney. Jadi ingat jaman-jaman masih pacaran dulu. Setelah putus dengan pacar yang sudah cukup lama menjalin hubungan, move on-nya tuh susaaaah. Dunia seolah hanya berpusat ke si mantan. Banyak cowok yang ngedeketin tapi rasanya ada aja yang nggak klop atau ada aja yang kurang dari si cowok. Itu pula yang dirasain Reney. Beruntung Reney punya sahabat seperti Ivana dan Danny yang selalu bersedia pasang badan saat dibutuhkan. Obrolan-obrolan ringan dan lucu antara mereka bertiga, mengingatkan aku dengan, yah keseharian kita. Jangan bingung atau jangan di-skip bagian saat penulis mengenalkan pelanggan tetap Morning Brew karena pasti ada hubungan nanti di akhir cerita. Meski ini novel debut mbak Nina, tapi kalimat-kalimatnya jauh dari kesan kaku. Dan aku selalu suka dengan novel yang mengusung kisah pertemanan. Kalau ditanya kategorinya, mungkin aku akan melabeli novel ini dengan tema Friendship. Meski ada unsur romance-nya, tapi yang lebih banyak diangkat justru persahabatan Reney, Ivana dan Danny, dan bagaimana mereka menyelesaikan masalah yang masih mengganjal dalam hati mereka. Jalan ceritanya juga let it flow. Kalau biasanya saat membaca, aku akan bertanya-tanya bagaimana ending-nya atau bahkan akan mengintip halaman terakhir novel, tapi saat membaca novel ini aku ikut maunya penulis aja deh. Terserah mau dibawa kemana jalan ceritanya. Biarkan penulis membawa kita sampai ke akhir cerita. Bagaimana masa depan Reney, Ivana dan Danny, apakah akan tetap bertahan di Morning Brew atau mengejar impian mereka yang sebenarnya, atau dengan siapa Reney akan melabuhkan hatinya. Pecinta novel ringan, Morning Brew sangat bisa dijadikan pilihan.
Pesan moralnya, mungkin kita harus lebih bisa berdamai dengan rasa sakit agar bsa lebih cepat move on, karena kita nggak pernah tahu siapa jodoh kita, dan betapa rasa sakit bisa lebih menguatkan kita. Aku suka dengan perumpamaan pempek dan sate dalam email yang dikirimkan Reney pada Boy. Dan, yah, terima kasih untuk intermeso yang berisi resep soup of the day-nya.
3 of a 5 Stars
0 komentar:
Posting Komentar