Haaaaiiii,,,selamat datang kembali di Mells Book's Shelves. Terima kasih buat kalian yang masih setia menanti sampai waktu giveaway tiba. Sebelumnya udah lirik interview sama review dari aku kan? Nah, saatnya aku membuka pintu selebar-lebarnya buat kalian yang ingin mendapatkan 1 eksemplar novel Come Back To Me.
Simak persyaratannya:
- Berdomisili di wilayah Indonesia.
- Follow akun twitter @Mells_A, @arin_ni dan @TWIGORA. Share giveaway ini lewat akun twitter kalian dengan menyertakan hashtag #COMEBACKTOME dan mention ketiga akun tersebut.
- Follow blog ini lewat GFC.
- Tinggalkan komentar di postingan INTERVIEW dan REVIEW
- Jawab pertanyaan berikut di kolom komentar dengan menyertakan Nama, Akun Twitter dan Kota Domisili: Apa kamu siap melepaskan impian kamu demi kebahagiaan orang yang kamu cintai? Kenapa?
Blog tour ini akan berlangsung selama satu minggu dari tanggal 21 s/d 27 Maret 2016 dan akan diumumkan pada tanggal 28 Maret 2016. Soooooo, selamat berburu buntelan. And may the odds be ever in your favor :)
27 komentar:
Khoyul
@Jkhoyul
Blitar
Akan kulakukan kalau itu untuk keluarga. Kalau untuk teman atau kekasih, tidak. Tidak ada yang bisa mencegah aku untuk meraih impianku kecuali orang tua, itupun dengan alasan yang amat sangat kuat fan masuk akal.
Nama: Arie E. Pradianita
Twitter: @APradianita
Domisili: Sukabumi (Jawa Barat)
Apa kamu siap melepaskan impian kamu demi kebahagiaan orang yang kamu cintai? Kenapa?
SIAP, KARENA:
Kebahagiaan kita tergantung bagaimana kita membahagiakan orang lain. Beri kebahagiaan kepada orang lain, maka kamu akan mendapatkan kebahagiaan kamu sendiri.
Pada saat kita berbuat baik sesungguhnya kita sedang berbuat baik pada diri sendiri. Ada orang yang bilang, hidup cuma sekali, pikir tentang diri sendiri saja.
Memang hidup cuma sekali dan memang kita harus benar-benar berpikir mengenai kebahagiaan kita pribadi karena kebahagiaan kita adalah tanggung jawab kita kepada Sang Pencipta yang menciptakan kita untuk bahagia.
Satu-satunya cara terbaik untuk mengisi hidup yang cuma sekali agar bahagia adalah dengan menjadi manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lain.
Dan meskipun terlihat kecil, setiap kebaikan sekecil apapun yang kita lakukan dengan ikhlas, karena Allah, tanpa beban, akan menyebar energi positif ke seluruh alam semesta, sampai pada langit-Nya.
Dan kitapun membawa berkah bagi alam semesta, melalui setiap kebaikan kecil yang kita lakukan setiap hari secara ikhlas, hanya untuk mengejar ridho-Nya.
Jadi apa kebaikan terkecil, paling sederhana yang dapat teman-teman lakukan hari ini?
Bagaimanakah kita dapat menjaganya setiap hari?
Semoga hari ini kita telah dan akan memberikan kebahagian utk orang lain.. ^_^
Fitra Aulianty / @fira_yoopies / Pekanbaru
Apa kamu siap melepaskan impian kamu demi kebahagiaan orang yang kamu cintai? Kenapa?
Jawaban:
Selalu siap, seberat dan semenyiksa apa pun itu. Karena orang yang aku cintai jauh lebih layak untuk bahagia. Dan orang yang aku cintai adalah orang yang akan selalu ada buatku. Dan jika mereka bahagia, aku juga bahagia. Melihat senyum mereka, melihat harapan mereka yang terkabul, melihat lelah mereka yang berbuahkan hasil. Itu adalah satu-satunya cara untuk bahagia yang sangat mengagumkan. Jadi kenapa aku harus bingung memilih mimpi atau mereka?
Nama: Aulia
Twitter: @nunaalia
Kota Domisili: Serang
Apa kamu siap melepaskan impian kamu demi kebahagiaan orang yang kamu cintai? Kenapa?
Ya. Dalam hidup setiap orang ingin bahagia. Dan kebahagiaan itu bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang-orang yg kita cintai. Aku percaya jika kita bisa membuat orang yg kita cintai bahagia, maka kebahagiaan itu juga akan menghampiri kita.
Nama : Rin
Twitter : @RiienJ
Domisili : Bekasi
Apa kamu siap melepaskan impian kamu demi kebahagiaan orang yang kamu cintai? Kenapa?
Kalau dia yang aku cinta,mencintaiku dengan tulus juga. Aku si Oke. Bukan berarti memilih salah satu maka tidak ada kesempatan kedua. Aku yakin, selama masih mampu memperjuangkannya akan selalu ada kesempatan yang baru. Kalaupun tidak ada, bisa menciptakan impian yang baru. Karena pada hakekatnya manusia tidak pernah puas dengan satu impian. Seperti yang terjadi denganku melepaskan mimpiku yg sudah di depan mata dengan lebih memilih menikah dengannya.
Ga punya GFC :'( :'( :'(
ya udah lwt Google+ aja atw email
ya udah lwt Google+ aja atw email
Cahya Widyastutik
@cahyawid
Gresik
- Apa kamu siap melepaskan impian kamu demi kebahagiaan orang yang kamu cintai? Kenapa?
Siap. Tapi dengan satu catatan, dia adalah orang yang mau dan pantas untuk diperjuangkan kebahagiaannya.
Begitu juga sebaliknya.
Karna dengan memilih kebahagiaan dia(orang yang kusayangi), aku pasti bakalan ikut bahagia. Tentu.
Bukankah melihat seseorang yang kita sayangi adalah salah satu impian setiap manusia?
Nama: Bintang Permata Alam
Twitter: @Bintang_Ach
Domisili: Ngawi, Jawa Timur
Jawaban:
Apa kamu siap melepaskan impian kamu demi kebahagiaan orang yang kamu cintai?
Sejatinya, impian aku adalah membahagiakan orang yang aku cintai. Jadi, bagiku tidak ada yang perlu dilepaskan, direlakan, maupun diikhlaskan.
Karena, saat orang yang aku cintai itu bahagia, maka terwujudlah sudah impian tersebut.
So, aku siap melepaskan impianku.
Nama: Putri Prama Ananta
Twitter: @putripramaa
Domisili: Probolinggo
Belum. Katakan saja aku egois dengan mengatakan bahwa aku belum siap melepaskan impianku demi kebahagiaan orang yang aku cintai.
Menurutku, impianku adalah kebahagiaanku. Dan bagaimana bisa aku melepaskan kebahagiaanku demi orang yang aku cintai. Oh, ya, ada pepatah yang mengatakan bahwa 'Seseorang akan bahagia bila melihat orang yang dicintainya bahagia'. Itu sama sekali nggak berlaku di kehidupan ini, bahagia bukan hanya didapat dari MELIHAT kebahagiaan orang lain (meskipun itu orang yang kita cintai sekalipun). Pasti ada hal-hal yang tidak dapat direlakan demia kebahagiaan orang lain, sifat alamiah manusia untuk tidak melepaskan hal yang paling berharganya.
Hm, lagipula, menurutku setelah melepaskan impian tersebut apakah yang akan kulakukan? Mencari impian lain? Impian bagiku serupa cahaya yang memandu jalan. Jika impian sudah dilepaskan, tentu jalan akan gelap dan bagaimana aku melangkah?
Namun, aku punya satu saran sebagai pengganti melepaskan impian tersebut. AKu dan orang yang kucintai akan berusaha bersama-sama untuk mendapat kebahagiaan. Untuk membahagiakan orang lain harus bahagia, maka aku nggak boleh melepas impian dong. Jika dia mencintaiku juga, tentu dia tidak akan membiarkanku melepaskan mimpiku begitu saja demi kebahagiaannya. Tentu dia akan membuatku menjadi bahagia, dan salah satu cara membahagiakanku adalah impianku.
Kita perlu BERUSAHA BERDUA untuk mendapatkan kebahagiaan bersama-sama dan pada saat itulah kebahagiaan yang kita rasakan bukanlah kebahagiaan semu karena hanya 'melihat' orang lain.
Bintang Maharani
@btgmr
Palembang
Jawaban saya "nggak". Tapi bukannya nggak siap. Saya nggak mau melepaskan impian saya hanya demi dia. Dan saya yakin dia pun nggak akan rela kalau saya harus melepaskan/mengorbankan impian itu untuk dirinya. Impian adalah separuh hidup, melepaskan impian sama seperti membuang separuh nyawa.
Misalnya saja nih, saya di posisi Senna--menerima pengorbanan Ced yang telah melepaskan impiannya. Saya rasa saya nggak akan bisa hidup tenang jika tahu faktanya saya telah 'merebut' separuh hidup orang lain, apalagi saya tidak pernah meminta. Jadi, jika saya berada di posisi Ced yang diberi pilihan sulit, pikiran itulah yang membayangi, dan saya tidak ingin Senna nantinya merasa bersalah dengan keputusan nekat itu.
Bagi saya, akan lebih baik jika saya bisa wujudkan impian itu dengan dia, membantunya juga untuk mencapai bahagianya, lalu kami bisa hidup bahagia bersama, berdua, tanpa harus ada rasa penyesalan atau rasa bersalah saat salah satunya telah mengorbankan sesuatu yang berharga.
Berdua lebih baik, bukan? :)
Nama : Tri
Twitter : @tewtri
Domisili : Ciamis
Impian itu seperti halnya layang-lanyang. Kita menerbangkannya setinggi langit, entah berapa jenis angin yang sudah di lalui toh akan selalu muncul alasan untuk kembali mengulur tambangnya agar turun.
Jika saya harus melepaskan impian yang sangat saya agungkan demi orang yang saya cintai. Mengapa saya harus bilang tidak mampu? Jika seseorang siap untuk jatuh cinta pada apa pun dan siapa pun maka dia harus tahu konsekuensinya. Banyak hal-hal di luar logika terjadi akibat cinta. Sekali pun itu mimpi, tujuan hidup yang kau rela jatuh-bangun demi meraihnya, ia tetap akan kalah oleh cinta. Sekarang, apa kau tidak akan bahagia bila melihat orang kecintaanmu bahagia? Cinta yang sesungguhnya bahkan tidak bisa menangis meski orang yang dicintai memilih berbahagia bersama orang lain.
Ketika sebuah layang-layang berhenti terbang, selagi tambangnya tak putus, akan ada hari di mana angin kencang datang, cuaca cerah, tanah yang lapang, dan kesempatan untuk kembali terbang. Melepasnya hari ini, selagi kau hidup tidak pernah ada kata terlambat untuk sebuah mimpi.
Nama: Fitriscia Jacilia
Twitter: @jacilpo
Domisili: Jakarta
Aku pribadi tidak akan melepaskan impianku hanya demi cintaku. Karena, menurutku impian itu lebih sulit untuk dicapai dan diraih, butuh perjuangan. Kita belajar dari kecil sampai akhirnya sarjana dan kemudian tercapailah impian itu. Butuh kira2 20tahun terhitung sejak SD smpai teraih impianku , benar2 perjalanan yg panjang dan berat. Kurakit jalan menuju impianku dengan telaten, tanpa menyerah, tapi kemudian aku harus melepaskannya demi kebahagiaan orang yg aku cintai? Tidak. Jika kita memang saling mencintai, kita pasti akan saling mengerti, sekalipun itu impian. Pasti kita akan saling memahami dan mendukung masing2 impian. Jadi dengan yakin aku tidak akan mau melepas impianku demi kebahagiaan orang yg aku cintai.
Rini Cipta Rahayu
@rinicipta
Karangasem, Bali.
Akan ada saatnya ketika seseorang benar-benar menyingkirkan egonya dan memutuskan untuk melepaskan impiannya. Berat memang, apalagi perjuangan mencapai mimpi itu seringnya tidak mudah, ada masa-masa terpuruk tapi ternyata kita berhasil melewatinya. Banyak pengalaman hidup yang membuat kita lebih 'kaya'. Kita berada di zona nyaman, tapi tentu hidup tidak berjalan sesuai yang kita inginkan.
Aku akan siap melepaskan mimpi itu ketika aku pernah meraihnya. Setidaknya aku pernah merasakan bagaimana hasil jerih payahku. Makin dewasa, kita makin bisa menentukan priotitas dalam hidup. Di usia muda, semangat berkarier dan menggapai mimpi sedang memuncak, tapi ketika sudah berkeluarga kita akan memiliki banyak pertimbangan yang menyangkut orang tercinta. Keluarga adalah yang utama, dukungan mereka juga sangat bermakna. Bagiku, melepaskan bukan berarti mematikan impian. Hanya saja membiarkan kita mengikuti jalan impian itu tanpa petunjuk apapun. Let it flow aja. Aku yakin, jika aku harus melepaskan impian ini pasti akan ada impian lain yang dapat aku capai. Bukan berarti tidak bisa meraih satu mimpi, membuat kita kehilangan segalanya. Yang terpenting, aku juga merasa bahagia ketika melepaskan impian itu dengan ikhlas. :)
Nama : Humaira
Akun Twitter : @RaaChoco
Kota Domisili : Purwakarta, Jawa Barat
Apa kamu siap melepaskan impian kamu demi kebahagiaan orang yang kamu cintai? Kenapa?
Ini kisahku ya ka, aku pernah mengalaminya :)
Saat itu aku memilih melepaskan impianku demi kebahagiaan orang yang aku cintai. Masalahnya saat itu, jika aku yang berkorban bukan hanya satu orang yang kucintai bahagia, tapi semua orang yang aku cintai juga (keluarga).
Saat ini ada setitik sesal yang membekas saat mengingat hal tersebut, dan selalu ada kata jika yang mengikutinya.
Penyesalan selalu datang belakangan, itu tidak mengenakkan. Penyesalan tetap saja penyesalan, sebaiknya dipikir matang-matang saat mengambil keputusan, apalagi masalahnya seperti buah simalakama.
Menurutku, cinta tak hanya sekedar kata pengorbanan. Bukankah orang yang kita cintai juga mengharapkan hal serupa, menginginkan kita bahagia juga. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Jadi, aku pikir kita bisa menghadapi semua masalah bersama dan meraih kebahagiaan bersama juga. Daripada satu kebahagiaan yang diraih, lebih baik menggapainya bersama. Dua kebahagiaan, bukankah lebih membahagiakan :) :)
Nama : Dita Amalia
Akun Twitter : @chocodit
Kota Domisili: Cimahi, Jawa Barat
Apakah aku siap untuk melepaskan impian demi kebahagiaan orang yang aku cintai?
Ya, aku siap. Meskipun mungkin berat. Tapi, untuk apa aku bahagia kalau orang yang aku cintai nggak bahagia? Jadi lebih baik kita sama-sama bahagia meskpiun aku harus melepaskan impian aku. Meskipun aku harus berkorban. Setidaknya pengorbananku bermanfaat untuk kebahagiaannya :)
Nama : Daisy S
Akun Twitter : @Daisy_skya
Kota Domisili : Semarang
Link share : https://twitter.com/Daisy_skys/status/713339810740510722
Apa kamu siap melepaskan impian kamu demi kebahagiaan orang yang kamu cintai? Kenapa?
Rasanya sulit sekali tapi jujur aku akan memilih impianku . Mungkin akan terdengar jahat , tapi aku tidak akan pernah siap untuk melepaskan impianku begitu saja . Aku juga ingin bahagia , aku tidak ingin menyesal suatu hari nanti karena aku melepas impianku . Mungkin kamu pikir aku egois tapi aku sudah bertekat untuk meraih impianku dulu dan cinta adalah hal kedua setelah impian .
Seperti Lilin .Dia menerangi orang lain tapi dirinya sendiri habis terbakar . Sama halnya dengan melepaskan impian demi kebahagiaan orang yang kita cintai .Mungkin orang tersebut akan bahagia tapi kita ? Kita akan terbakar habis seperti lilin dan suatu hari kita akan menyesalinya . Hidup cuma sekali dan aku yakin tidak ada seorangpun yang ingin hidup menderita .Kalau orang yang kita cintai juga mencintai , aku yakin dia tidak akan membiarkan kita menderita sementara dia tertawa bahagia .Dia akan melepas kita untuk mencari kebahagiaan kita dengan meraih impian .
Lagi pula bagaimana mungkin kita bisa membahagiakan orang yang kita cintai kalau kita sendiri tidak bahagia .
Nama : Daisy S
Akun Twitter : @Daisy_skya
Kota Domisili : Semarang
Link share : https://twitter.com/Daisy_skys/status/713339810740510722
Apa kamu siap melepaskan impian kamu demi kebahagiaan orang yang kamu cintai? Kenapa?
Rasanya sulit sekali tapi jujur aku akan memilih impianku . Mungkin akan terdengar jahat , tapi aku tidak akan pernah siap untuk melepaskan impianku begitu saja . Aku juga ingin bahagia , aku tidak ingin menyesal suatu hari nanti karena aku melepas impianku . Mungkin kamu pikir aku egois tapi aku sudah bertekat untuk meraih impianku dulu dan cinta adalah hal kedua setelah impian .
Seperti Lilin .Dia menerangi orang lain tapi dirinya sendiri habis terbakar . Sama halnya dengan melepaskan impian demi kebahagiaan orang yang kita cintai .Mungkin orang tersebut akan bahagia tapi kita ? Kita akan terbakar habis seperti lilin dan suatu hari kita akan menyesalinya . Hidup cuma sekali dan aku yakin tidak ada seorangpun yang ingin hidup menderita .Kalau orang yang kita cintai juga mencintai , aku yakin dia tidak akan membiarkan kita menderita sementara dia tertawa bahagia .Dia akan melepas kita untuk mencari kebahagiaan kita dengan meraih impian .
Lagi pula bagaimana mungkin kita bisa membahagiakan orang yang kita cintai kalau kita sendiri tidak bahagia .
Eris Andriani
@RizAnNie88
Kota Batu Jatim
Apa kamu siap melepaskan impian kamu demi kebahagiaan orang yang kamu cintai? Kenapa?
Jawabanku SIAP.
Karena yg namanya impian itu kalau memang sudah ditakdirkan oleh Allah untuk terwujud, pasti bisa diraih lagi bahkan mungkin dengan jalan yg lebih baik.
Sedangkan membuat orang yg ku cintai kecewa itu rasanya hanya akan membuat beban yg selalu mengganjal dalam hati. Impian ku bisa terwujud namun aku kehilangan orang yg ku cintai itu sama aja kayak berhasil mendaki puncak gunung tapi sendirian, SEPI, gak asik, gak bisa merasakan bahagia bersama.sama.
Jadi lebih baik melepaskan impian yg bisa ku raih di lain waktu, daripada kehilangan orang yg ku cintai karena hadirnya mereka tidak akan bisa terganti/dicari lagi. Apalagi jika itu orang tua, selama Allah masih memberi ku waktu untuk bisa membahagiakan orang tua ku kenapa tidak ^_^
Nama: esti
Akun Twitter: @estiyuliastri
Kota Domisili: mojokerto
Apa kamu siap melepaskan impian kamu demi kebahagiaan orang yang kamu cintai? Kenapa?
Siap, karna aku sdh pernah mengalaminya, kak. Aku memilih melepaskan impianku untuk tidak mengikuti tes di salah satu perusahaan milik BUMN, tatkala Ibu terbaring lemah di rumah sakit melawan penyakitnya. Dan Ayah bersikeras menyuruhku tetap mengikuti tes tersebut.
Awalnya aku sempat bimbang, tidak bisa tidur, memikirkan akan pergi tes atau tidak. Banyak pertimbangan positif negatif yg terus berputar di otakku. Namun hati kecilku amat kuat berteriak, agar aku tetap tinggal di rumah sakit menemani ibu melewati masa kritisnya.
Yang terpenting bagiku saat itu adalah melihat ibu bisa tersenyum lagi & pulih dari sakitnya. Andai kata aku memilih pergi, badanku memang mengikuti tes tapi pasti pikiran & hatiku tetap berada di rumah sakit. Lebih baik harus kehilangan pekerjaan daripada harus kehilangan ibu. Toh rejeki bisa dicari.
Awalnya memang amat berat harus merelakan impianku, namun alangkah durhakanya jika aku sampai hati tega meninggalkan ibu yg terbaring lemah, membutuhkan semangat dari putrinya.
Aku yakin Tuhan yang Maha Pengasih & Penyayang, telah mengatur rejeki umatnya masing-masing :) tinggal umatnya-lah yg harus bisa tawakkal & sabar saat sedang diuji.
Begitulah pengalamanku melepas impian demi orang yg ku cintai. Trimakasih kak Mells :)
Nama: Kitty
Akun Twitter: @womomfey
Link share: https://twitter.com/WoMomFey/status/713475988282220546
Domisili: Jakarta
Apa kamu siap melepaskan impian kamu demi kebahagiaan orang yang kamu cintai? Kenapa?
>> Sebenarnya jawabannya cukup sulit. Namun karena aku sudah mengalaminya maka aku akan share saja pengalamanku.
Sulit rasanya melepaskan impian yang sudah lama kita pupuk dan idam-idamkan. Tapi percayalah! Ketika kami menemukan hal yang jauh lebih berharga, maka kamu takkan ragu untuk kemudian menukar impianmu dengan hal berharga tersebut.
Inilah yang kualami ketika akhirnya aku menikah dan berumah tangga. Impianku untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi pun kusimpan rapat-rapat ketika akhirnya aku memutuskan menjalani takdirku sebagai istri dan ibu. Bukan. Bukan aku memupus dan menguburkan impian itu. Impian itu tetap ada kok, hanya saja saat ini kusimpan rapat-rapat.
Ada hal yang lebih penting dan berharga untuk kuperjuangkan saat ini. Dan entah kenapa aku tetap memiliki keyakinan bahwa kelak, saat segala sesuatunya sudah menemukan ritmenya kembali (yup! Aku sampai saat ini masih berjuang memperbaiki ritmeku sebagai seorang istri dan ibu), pasti impian yang sedang kusimpan rapat-rapat ini dapat kembali kuwujudkan meski secara perlahan.
Saat ini aku memang sedang menyimpan mimpiku rapat-rapat demi orang-orang yang sangat kukasihi (suami dan anak-anakku), namun demi mereka juga kelak akan kurajut kembali mimpiku bersama mereka. Menunda dan bersabar... itulah kata kunci saat aku harus "menyerahkan" mimpiku demi hal yang lebih besar dan berharga. Demi kasih dan sayangku pada keluarga kecilku.
Nama : Agatha Vonilia M.
Akun twitter : @Agatha_AVM
Domisili : Jember
Apa kamu siap melepaskan impian kamu demi kebahagiaan orang yang kamu cintai? Kenapa?
Belum siap. Bukan tidak mau melepaskan. Aku masih belum siap saja melepaskannya, mimpi itu aku pupuk dan berjuang dari nol kemudian tiba-tiba harus aku lepaskan begitu saja demi keluargaku saat aku sudah menikah dan hidup berkeluarga. Aku harus memutuskan apakah terus akan mengejar mimpi-mimpiku atau merawat keluargaku dan juga anak-anakku. Selama aku masih belum menikah, aku ingin mencoba mewujudkan satu mimpiku dan mungkin ini juga adalah impian banyak orang. Lulus kuliah S1 dan bekerja di ASEAN. Jadi, saat menikah aku akan mengabdikan seluruh hidupku untuk suami tercinta (bekerja sama merintis usahanya) dan mendidik serta merawat anak-anakku. Family is everything for me. Jadi, saat ini aku ingin meraih impianku dengan berjuang sekeras mungkin hingga tiba waktunya aku melepaskan impianku demi 'my new family'.
Nama : Yeyen Nursyipa
Twitter : @YeyenNursyipa
Link share : https://twitter.com/YeyenNursyipa/status/713401949031370753
Kota tinggal : Bandung
Apa kamu siap melepaskan impian kamu demi kebahagiaan orang yang kamu cintai? Kenapa?
siap. Kenapa? Karena seseorang pernah bilang kalo keluarga, kesehatan, sahabat termasuk kekasih, dan semangat itu ibarat bola yang dilempar memutar oleh seorang akrobatik ke udara. Dan kalo diminta memilih untuk melepaskan, lebih baik melepaskan impian. Karena impian itu ibarat bola karet, jadi meskipun dijatuhkan masih bisa memantul tapi keempat bola lainnya, keluarga, sahabat, kesehatan dan semangat itu ibarat bola kaca yang sekali jatuh langsung pecah.
tapi kebanyakan didunia nyata terjadi kebalikannya, demi impian (bola karet), rela mengabaikan keluarga, tidak memperhatikan kesehatan dan rela menghancurkan hubungan dengan sahabat baik. aku hanya mencoba untuk tidak melakukan hal demikian yang nantinya berujung pada penyesalan berkelanjutan. impian masih bisa dirubah, tapi jika keluarga sudah "hilang" dimana lagi kita bisa mendapatkannya? jika hubungan persahabat termasuk kekasih rusak, kemana lagi harus mencari?
Lois Ninawati
@_loisninawati
Situbondo, Jawa Timur
Kalau itu kehendak Yang Diatas, aku rela" aja. Tapi, kalau bukan kehendakNya, berarti bukan jalanku buat ngerelain impianku.
Nama: Evita MF
twitter: @evitta_mf
domisili: Jogja
Apa kamu siap melepaskan impian kamu demi kebahagiaan orang yang kamu cintai? Kenapa?
Siap. Aku juga ngalamin hal ini. Aku punya mimpi waktu lulus SMA. ingin ambil sebuah jurusan yang benar-benar aku minati dan impikan. Tapi ayahku ga suka. Karena aku ingin orang tuaku bahagia, aku tinggalin keinginanku dan ikutin keinginan orang tua.
Sedih sih, tapi asal orang yang aku cinta dan sayangi bahagia, ga apa-apa. :)
Posting Komentar