Luisa dan Raka dipersatukan oleh luka.
Luisa yang patah hati setelah ditinggal Hans, memilih menghabiskan waktunya di kantor sampai malam. Bekerja tak kenal lelah. Siapa sangka, ternyata bos di kantornya juga baru putus cinta. Mereka sama-sama mencari pelarian. Mengisi waktu-waktu lenggang selepas jam lembur dengan menyusuri jalan-jalan padat ibu kota. Berdua. Membagi luka dan kecewa.
Antara bertahan pada kenangan, atau membiarkan waktu yang menyembuhkan. Baik Luisa ataupun Raka membiarkan hubungan mereka berjalan apa adanya. Hubungan yang dewasa tanpa ungkapan cinta. Mungkin rasa aman dan nyaman bersama kenangan, membuat Luisa dan Raka malas menyesap rasa baru dalam hubungan mereka.
Namun, bagaimana jika seiring berjalannya waktu, Raka mulai benar-benar jatuh cinta ketika Luisa justru sedang berpikir untuk kembali kepada Hans?
Ternyata bukan tentang waktu. Bukan juga tentang masa lalu. Ini tentang menemukan orang yang paling tepat untuk hidupmu.
Judul: Finally You
Penulis: Dian Mariani
Editor: Herlina P. Dewi
Penerbit: Stiletto Book
ISBN: 978-602-7572-28-7
Tahun terbit: 2014
Tebal Buku: 275 halaman
Genre: Romance
"Kita hanya dua orang kawan yang bertemu kebetulan. Di persimpangan jalan. Ingin kembali ke masa lalu yang nyaman atau sama-sama menatap ke masa depan?" Hal 91
"Past is only past. Mungkin kita masih belum yakin akan perasaan kita sendiri. But ... why don't we find out?" Hal 99
Luisa tanpa sengaja menjadi dekat dengan Raka, atasannya di kantor saat Raka salah menelepon ke meja Luisa. Pertemuan selanjutnya di mall dan bantuan kecil dari Raka saat Luisa bertemu dengan Hans -mantan pacarnya- bersama Gina, pacar barunya, membuat keduanya makin dekat. Makan malam bersama, mengobrol, membuat keduanya nyaman. Raka suka cara Luisa yang selalu membuatnya tertawa dengan celetukan-celetukannya.
"Bapak hampir mau masuk toilet cewek lagi, ya?" Hal 29
"Dosa manusia bisa dihapus kalau kita ngaku dosa di gereja. Dosa lemak nggak bisa dihapus." Hal 33
Setiap malam mereka jalan bersama, makan malam bersama dan memulai obrolan ringan. Dari keseharian sampai asmara masa lalu mereka. Dibalik rasa nyaman yang timbul dalam kebersamaan mereka, baik Raka maupun Luisa masih terjebak masa lalu. Hans, pacar empat tahun Luisa yang belum sanggup dia lupakan. Laki-laki yang membuatnya menangis hampir setiap malam karena memutuskannya dengan alasan tidak sejalan lagi, padahal yang sebenarnya karena Hans selingkuh dengan Gina, teman sekantornya. Sementara Raka, masih terjebak dengan hubungan tanpa status dengan Saskia. Gadis cantik, langsing, wangi, hebat di ranjang, yang pergi meninggalkannya demi mengejar lelaki lain tapi tidak benar-benar meninggalkannya juga. Karena setiap kedatangannya, Saskia selalu menemui Raka dan memuaskan hasratnya.
"Mengharapkan orang yang tidak lagi menginginkan kita, sangat menyakitkan." Hal 25
"Kalau cinta itu masih ada, mereka seharusnya saling menjaga." Hal 61
"Kita sama-sama tahu, mereka itu masa lalu. Tapi kadang kita enggan beranjak dari kenangan itu." Hal 86
Tapi cinta selalu datang karena terbiasa. Dari rasa nyaman, membuat mereka memutuskan untuk berpacaran. Mencoba untuk move on dari masa lalu. Tapi Luisa tidak bisa lepas dari bayang masa lalu Raka. Saskia mengajak bertemu dan menjatuhkan bom di hati Luisa. Masa lalu Raka terlalu menyakitkan untuk didengar, terlebih untuk dirinya yang masih memegang adat ketimuran. Luisa memutuskan menjauh, dan kembali dekat dengan Hans. Tapi Raka sudah terlanjur menguasai otak dan hatinya. Begitu pula sebaliknya. Raka tidak ingin menjauhi Luisa, tapi kata-kata penghakiman yang dilontarkan Luisa padanya, membuat dirinya tidak berdaya.
"Cinta yang tak egois itu, ternyata tidak ada. Tak ada juga yang namanya 'cinta yang merelakan'. Kalaupun ada mungkin bukan cintanya." Hal 150
"Masa lalu sejarah yang nggak bisa diubah. Kalau itu yang selalu kamu perdebatkan, nggak ada gunanya. It takes two to move on." Hal 221
Karakter utama dalam novel ini adalah Luisa dan Raka. Second female-nya Saskia dan second male-nya Hans. Luisa digambarkan sebagai karakter yang polos dan ceplas-ceplos sementara Raka digambarkan sebagai sosok pekerja keras, terbiasa dengan meraih daripada meminta. Kurang lebih yang aku tangkap dari novel ini, karena karakter mereka yang seperti itu jadi mereka agak lama terjebak dengan cinta masa lalu. Luisa dengan kepolosannya sulit melupakan Hans yang sudah mengisi hari-harinya selama empat tahun, sekalipun Hans sudah menghianatinya. Karena dia terlanjur merasa nyaman. Berbeda dengan Raka, yang terbiasa dididik mandiri oleh orangtuanya. Raka berjuang sampai mendapat beasiswa di Amerika. Setiap hal yang diinginkannya, dia harus berusaha meraih sendiri dengan jerih payahnya. Sampai dia bertemu sosok Saskia yang liberal, yang memberi tanpa diminta. Raka jatuh cinta dan bergantung pada Saskia.
Di awal-awal cerita kita mungkin akan salah kaprah dengan ketergantungan Raka pada Saskia. Kita mungkin akan berpikiran sama dengan Saskia, kalau Raka tidak bisa meninggalkannya karena Saskia hebat di ranjang. Tapi bukan seperti itu. Raka tidak bisa meninggalkannya karena memang benar-benar cinta.
Temanya mainstream sebenarnya. Terjebak cinta masa lalu. Tapi penulis bisa merangkai kalimat-kalimat simpel, menjadi kisah yang menarik dengan jalan cerita yang mengalir dan konflik yang berbeda. Tipe novel yang bisa dilahap sekali duduk. Alur yang let it flow, membuat kita sebagai pembaca enggan berhenti sebelum selesai. Memasuki bagian akhir, jalan ceritanya menanjak dan mulai mengaduk-aduk emosi. Entah harus kesal sama Luisa atau sama Raka. Kali ini aku menjadi pembaca netral dan tidak memihak. Di satu sisi, kita nggak akan bisa mengubah masa lalu dan di sisi lainnya, nggak bisa juga menganggap pendapat Luisa salah tapi nggak berhak juga menghakimi Raka. Butuh keikhlasan untuk bisa menerima masa lalu seseorang, dan butuh ketegasan untuk melepaskan masa lalu. Apalagi masa lalu itu Saskia.
Tokoh Saskia sendiri benar-benar mendapat peran yang antagonis. Saat dia meminta bertemu Luisa, aku pikir orangnya mungkin nggak jahat, tapi ternyata. Harga diri Saskia adalah segala-galanya. Saskia digambarkan sebagai sosok yang mendominasi. Hubungan harus berjalan sesuai keinginannya. If she want to stay, she'll stay. But if she want to leave, she'll left. Dan dia bisa sangat mengintimidasi saat 'mainannya' diambil orang lain. Sementara Hans, hmmm, he doesn't impressed me so much. Biasa aja sih dengan tokoh yang satu ini, seperti hanya pelengkap cerita saja.
Aku cuma terganggu dengan 'I am' yang hanya ditulis 'Am' saja. Entah itu typo, atau diperbolehkan, aku juga kurang paham. Dan juga, lagi, di novel terbitan penerbit ini, menjumpai kata 'nyampai'. Agak aneh juga sih bacanya. Kenapa nggak menggunakan kata 'sampai' saja.
Yah, terlepas dari dua kata yang mengganggu itu, aku sepenuhnya menyukai novel ini. Mulai dari tema dan konfliknya, gaya menulis, jalan cerita dan kalimat-kalimat yang quotable. Inti ceritanya memang seperti kalimat terakhir di sinopsis, dan yang tertera di cover depan: bukan tentang masa lalu dan masalah waktu tapitentang menemukan orang yang tepat.
4 of a 5 Stars"Whenever I go, I always want to go home. I guess ... you're my home." Hal 274
0 komentar:
Posting Komentar