Haiiii selamat datang kembali di Mells Book Shelves. Siapa yang sudah nggak sabar berburu buntelan lagi hayoooo? Kali ini kalian bisa berkesempatan untuk memenangkan satu eksemplar novel Distance Blues karya Agustine W. FYI, Distance Blues ini adalah novel debut dari Agustine lho. Nah, yang masih penasaran dengan Agustine atau biasa aku sapa Titin, berikut sedikit info tentang Titin:
Lahir di Kediri, Jawa Timur, tanggal 8 Juni. Karya-karyanya yang pernah dipublikasikan masuk dalam antology Crazy Writing (2013), Curhatku Untuk Semesta (2013), My Life As Blogger (2013) dan Ground Zero: A Crime Behind The Shadow (2014). Selain itu, cerpen duet "Lelakiku, Wanitaku" bersama sahabat Altami N. D (penulis A Week Long Journey), berhasil menyabet posisi ke-2 nasioanal dalam ajang "Kompetisi Internasional Dialog Muda" tahun 2014 untuk wilayah Indonesia (diselenggarakan di Indonesia, Guatemala, dan Kenya) oleh organisasi non-pemerintah peduli kesehatan reproduksi anak muda dan HIV/AIDS Jakarta. Alumni Kampus Fiksi Angkatan 9, lulusan Universitas Airlangga Surabaya jurusan Psikologi, dan saat ini berprofesi sebagai reporter di media online. Titin bisa dihubungi di:
Twitter: @agustine_w
email: lioluby@gmail.com
Sebelumnya aku mau ngucapin terima kasih buat Titin karena sudah memercayakan aku untuk menjadi salah satu reviewer novel debutnya ini. Dan bukan hanya itu, karena Titin juga bersedia menjawab 5 pertanyaan yang aku ajukan seputar novelnya ini. Penasaran apa saja pertanyaannya dan bagaimana jawaban dari Titin? Langsung aja kuy.......
1. Ceritain dikit dong tentang Distance Blues ini? Dikiiit aja
Distance Blues itu menceritakan Elmi yang lagi dirundung 'duka' LDR. Ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga, dia menyadari terkena gangguan obsesif-kompulsif (Obsessive Compulsive Disorder). Belum lagi diiming-imingi cowok keturunan Arab seganteng Rasyad yang agresif banget ngejar dia. Ditambah Mama yang selalu mendominasi sampai dia dewasa sekarang ini, dan diduga inilah pemicu dia terkena gangguan psikologis tersebut. Jadi, dari masalah diri sendiri, asmara, dan keluarga tumplek jadi satu di sini. Hehehe.
2. Kenapa memilih LDR dan OCD sebagai konflik?
Sebenarnya ide awal itu tentang OCD krn bercermin dari pengalamanku pribadi. Aku pernah mengalami pas pertengahan kuliah 2000 sekian. Sampai sekarang masih tersisa gejala OCD itu tapi udah nggak terlalu berat kayak dulu. Dulu aku yakin aku kena OCD, tapi sekarang berpikir, "Ah, masa' iya?" Soalnya waktu itu aku self-diagnosis dr gejala yang aku alami, terus aku sesuaikan dengan buku kuliah. Terus tanya-tanya sama seorang dosen, beliau bilang fix aku OCD walau hanya dalam obrolan sepintas lalu sehabis jam kuliah. Akhirnya aku berusaha mengendalikan diri sendiri. Terus setelah itu sempet iseng post di blog, ternyata ada yang komentar berisi curhatan yang intinya beberapa orang itu juga mengalami OCD bahkan lebih parah dari aku. Ternyata OCD ini dialami bukan cuma aku doang. Orang yang terlihat baik-baik aja, belum tentu sehat psikologisnya.
Sehabis itu aku googling di internet tentang novel bertema OCD. Nemu deh, 1 nama author asal New York. Namanya Corey Ann Haydu. Karyanya tentang OCD berjudul OCD LOVE STORY, silakan search di Goodreads untuk tahu lebih lanjut. Aku berterima kasih sama dia karena sudah menginspirasi.
Soal LDR... itu terinspirasi dari kisah beberapa temen yang menjalani LDR. Aku pribadi sih, nggak pernah ngalamin. Makanya mencoba masukin tema yg 'asing' buatku, biar greget! Hehehe.
Jadi, itu tadi prinsipnya, orang yang sudah jatuh eh ketimpa tangga. Sudah LDR, kena OCD pula. Dan, yang jelas, semua di Distance Blues fiktif. Semua yg terinspirasi dari dunia nyata sudah membaur dengan hasil imajinasi. Hehehe.
3. Gimana proses penulisan novel ini dari naskah sampai terbit. ada hambatan berarti nggak?
Distance Blues adalah novel debutku di DIVA Press lewat jalur #KampusFiksi. Jadi, itu adalah novel hasil bimbingan selama 4 bulan bareng editor DIVA Press. Sejauh ini, nggak ada kendala berarti sih, selama bimbingan. Kalau nggak tahu soal OCD lebih jauh, ya nanya ke senior yang seorang psikolog. Butuh data-data pendukung (kok, kayak skripsi aja, ya! Hahaha) ya tanya ke temen yang memang mengalami atau mumpuni. Alhamdulillah terbilang lancar. Kecuali malesku yang kadang menghantui. Hehehe. Jangan ditiru, ya!
4. 5 kata utk Elmi, Dirga dan Rasyad?
Yang gini ini aku benci! Hahaha. Susah kalau disuruh meringkas begini.
Rumit.
Manis.
Menyentuh.
Galau.
Pembelajaran.
5. Apa harapan terbesar kamu untuk distance blues?
Pesan di dalamnya bisa sampai kepada setiap temen-temen yang baca, baik dari sisi OCD, LDR, maupun keluarga. Kalau ngomongin pengen yang lain sih, seperti senior-senior penulis lainnya yang novelnya diangkat ke layar lebar... ada pengen ke sana, tapi muluk banget. Wallahu a'lam. Aku juga masih butuh belajar lebih banyak.
Nah, demikianlah hasil kepoan aku ke Titin. Dan sudah kebayang kan konflik utama ceritanya kayak apa? Tunggu review dan giveaway dari aku beberapa saat lagi :)