Saatnya kau melepaskan masa lalu....
Masa lalu akan tetap
ada. Kau tidak perlu terlalu lama terjebak di dalamnya.
Pada
kisah ini kau akan bertemu An. Perempuan dengan tawa renyah itu sudah lama tak
bisa keluar dari masa lalu. Ia menyimpan rindu, yang membuatnya semakin
kehilangan tawa setiap waktu. Membuatnya menyalahkan doa-doa yang terbang ke
langit. Doa-doa yang lupa kembali padanya.
An
tahu, seharusnya ia tinggalkan kisah sedih itu berhari-hari lalu. Namun ia
masih saja di tempat yang sama. Bersama impian yang tak bisa ia jalani sendiri,
tetapi tak bisa pula ia lepaskan.
Pernahkah
kau merasa seperti itu? Tak bisa menyalahkan siapa-siapa, kecuali hatimu yang
tak lagi bahagia. Pernahkah kau merasa seperti itu? Saat cinta menyapa kau
memilih berpaling karena terlalu takut bertemu luka.
Mungkin,
kisah An seperti kisahmu.
Diam-diam,
doa yang sama masih kau tunggu.
Judul : Walking After You
Penulis : Windry Ramadhina
Penerbit : Gagas Media
Tebal
Buku : 318 halaman
Tahun
Terbit : 2014
ISBN : 979-780-722-X
Genre : Romance
***
An
–Anise- harus melepaskan impiannya, membuka tarttoria
di daerah suburban, memasak berbagai macam pasta dan masakan Italia yang
menjadi keahliannya, demi mewujudkan impian Arlett, saudara kembarnya yang
terpaksa harus pergi jauh dari kehidupannya karena keegoisan dirinya. An memutuskan
menjadi bagian dari Afternoon Tea, toko kue sepupunya Galuh. Membuatnya bertemu
dengan Gen, koki kue yang ceria, penuh canda dan Julian, koki kue utama yang
dingin dan sinis. Koki-kelewat-serius, julukan yang diberikan An kepadanya. Dan
seperti yang pernah dikatakan oleh Arlett, kalau kue bukanlah keahliannya. Tapi
An bersikeras untuk terus berusaha menjadi koki kue yang ahli seperti Arlett. Membuatnya
setiap hari harus dijutekin sama Julian tapi tidak membuatnya menyerah. Pada akhirnya,
Anise malah jatuh hati pada koki-kelewat-serius yang beraroma apel, sage dan
mint tersebut. Kembalinya Jinendra, yang menjadi penyebab pertengkarannya
dengan Arlett tidak hanya membuat hubungannya dengan Julian yang mulai
berkembang bukan hanya sebagai koki dan asisten koki dilanda kecemburuan, tapi
juga memaksa An untuk kembali mengingat masa lalunya. Masa lalu yang sulit
dilepaskannya, karena dia belum bisa menerima semua yang sudah terjadi di masa
lalu. Galuh dan Julian harus berjuang mengingatkan dan menyadarkan dirinya
untuk berdamai dengan masa lalu dan kembali menjemput impian dengan bakatnya
dalam memasak masakan Italia.
Karya
ketiga Windry yang aku baca. Dan aku belum dibuat bosan dengan cerita yang
dikemasnya. Di Montase aku dikenalkan dengan dunia film dokumenter, di Interlude
aku dikenalkan dengan dunia musik Jazz dan sekarang aku dibikin ngiler dengan
deskripsi berbagai jenis kue dan masakan Italia yang dipaparkan dengan detil. Meski
temanya masih sama –romance- tapi dikemas dengan cara yang berbeda. Dan aku
sangat salut dengan riset yang sudah dilakukan penulis.
Saat
pertama melihat judulnya, aku sempat mengira kalau masa lalu yang menjebak diri
An adalah kisah kegagalan cintanya. Tapi ternyata masa lalu itu adalah Arlett,
kejadian yang menimpa Arlett, dan impian Arlett yang mati-matian ingin
diwujudkan An karena rasa bersalahnya. Sempat tertipu juga dengan karakter An
saat membaca halaman pertamanya. Kupikir tokoh An adalah tokoh yang pemurung,
tapi ternyata sebaliknya. An selalu berhasil membuatku tertawa ketika dia
menggoda Julian habis-habisan sampai laki-laki itu tersipu. Sejak awal aku juga
dibuat penasaran dengan apa yang terjadi pada An dan Arlett, dan dimana Arlett
berada. Mendekati pertengahan cerita, rasa penasaranku terjawab dan sekaligus
membuat hatiku ikutan ngilu. Seolah aku juga merasakan perih hati An, dan
mengerti kenapa dia sulit berdamai dengan masa lalunya. Tapi selalu ada pelangi
sehabis hujan. Diantara kepingan masa lalu yang sulit An lupakan, ada Julian
yang mengisi hatinya. Selalu suka dengan dua karakter utama yang bertolak
belakang sifatnya. Karakter Julian yang dingin, serius, jutek, bisa dibikin
mati kutu atau tersipu oleh An yang ramah tapi terkadang jail dan suka
menggoda.
Selain
kisah Anise, ada pula kisah Ayu yang diselipkan Windry dalam cerita. Perempuan yang
dijuluki perempuan pembawa hujan, yang setiap kedatangannya di Afternoon Tea
setiap hari selasa sore selalu diikuti dengan hujan. Yang selalu duduk di pojok
Afternoon Tea dengan agenda berwarna merah di tangannya, yang selalu memesan soufflé
tapi tidak pernah dimakan olehnya. Soufflé hanya dibiarkan sampai dingin dan
mengempis, sementara dirinya hanya duduk diam dan memandang hujan dengan sendu.
Bukan hanya An yang penasaran, kenapa Ayu selalu seperti itu, tapi aku juga. Dan berkat
An pula rasa penasaranku terjawab. An dan Ayu sama-sama belum bisa berdamai
dengan masa lalu mereka.
Selain
gaya bahasa, karakter dan tema cerita, ada beberapa kutipan yang aku favoritkan
di novel ini. Yaitu:
- Barangkali, itulah sebabnya mengapa hujan
akrab dengan kekecewaan, frustasi, kesendirian dan airmata. Hal 24
- Namun tidak ada yang bisa kembali ke masa
lalu, karenanya kami terperangkap di sini, di Afternoon Tea, dalam hujan
bersama penyesalan. Hal 228
- Pelangi adalah janji alam bahwa masa buruk
telah berlalu dan masa depan akan baik-baik saja. Hal 274
- Itu masa lalu. Jangan terjebak di dalamnya
terlalu lama. Hal 275
- Semua akan baik-baik saja. Hujan pasti
berhenti. Setelahnya, kau akan melihat pelangi. Hal 281
- Sudah saatnya kau melepaskan masa lalu. Hal
282
- Untuk melepaskan masa lalu, yang harus
kulakukan bukan melupakannya, melainkan menerimanya. Dengan menerima, aku punya
kesempatan untuk belajar memaafkan diri sendiri. Hal 293
- Manusia cenderung mencari sosok pasangan
yang membuat dia nyaman. Hal 295
Yang
kurang di novel ini, akhir dari romance antara An dan Julian. Kurang panjang,
ingin yang lebih dengan kisah mereka berdua di akhir cerita. But I really love the end scene between An
and Julian.
Nah,
yang ingin berdamai atau melepas masa lalu, silahkan baca novel ini. Yang sudah
berdamai dengan masa lalu pun, nggak ada salahnya untuk membaca novel ini. Dan silahkan
larut dalam tawa, haru dan tangis bersama An.
4 of a 5 stars.