30 Desember 2015

KATA DALAM KOTAK KACA by PIA DEVINA

Diposting oleh Mellisa Assa di 10:58:00 AM
Judul: Kata Dalam Kotak Kaca
Penulis: Pia Devina
Editor: Irna Permanasari
Desain Sampul: Orkha Creative
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-1868-4
Tebal Buku: 184 halaman
Tahun Terbit: 2015
Genre: Young Adult, Romance

Renjana Adinia merasa sudah mengambil keputusan sangat tepat: bekerja di Thailand demi menjaga jarak dengan Pandu, sahabat sekaligus laki-laki yang dicintainya dalam diam.
Namun takdir berkata lain, ayahnya yang sakit mengharuskannya pulang ke Jakarta. Hati Jana bergejolak. Kepulangan itu membuatnya harus menyaksikan pernikahan Pandu dan Tiara yang akan berlangsung tidak lama lagi.
Di antara dilema dalam hatinya, mantan kekasihnya, Angga, muncul kembali dalam hidup Jana, mengulurkan tangan saat dia patah hati.
Akankah hati Jana bisa mencintai Angga lagi? Atau justru semakin terbelenggu karena Pandu yang sudah memilih Tiara?

Tapi hatiku menangis karena sebentar lagi laki-laki yang kucintai akan menikahi perempuan lain. -Jana- Hal 10
Tema friendzone diangkat Pia kali ini dalam novelnya. Menggunakan first PoV, kita akan diajak bergalau-galau ria dengan cinta bertepuk sebelah tangannya Jana terhadap Pandu sahabatnya sejak remaja. Mungkin bagi beberapa orang, tema friendzone sudah basi, tapi peminat ceritanya masih banyak juga. Termasuk aku yang masih menikmati cerita dengan tema ini. Menyenangkan rasanya membaca persahabatan antara laki-laki dan perempuan yang berujung pada rasa cinta dan kebanyakan bertepuk sebelah tangan. Dan sialnya, rasa cinta itu kebanyakan hadir lebih dulu pada pihak perempuan.
Kata Dalam Kotak Kaca termasuk kategori yang ringan menurutku. Jumlah halaman, jalan cerita dan gaya bahasa Pia yang tidak membosankan membuat novel ini bisa dilahap dalam sekali duduk. Konflik yang muncul adalah cinta terpendam Jana pada Pandu. Susah move on-nya Jana makin sulit membuatnya melupakan Pandu dan jatuh cinta lagi, sekalipun sosok Angga mantan pacarnya kembali muncul dan memberikan perhatian lebih untuknya. Dan Jana pun tidak mampu mengungkapkan perasaannya pada Pandu sementara hari pernikahan Pandu makin dekat. Dibikin harap-harap cemas sih dengan endingnya nanti bagaimana. Kalau Jana jujur sama Pandu dan Pandu juga merasakan hal yang sama, lantas bagaimana nantinya dengan pernikahan Pandu dan Tiara? Sementara kalau Jana tetap menutup rapat rahasianya, endingnya nanti bakalan gimana dong buat Jana yang full galau melulu? Jalan ceritanya memang menuntut kita sebagai pembaca untuk nggak berasumsi apapun dan baca aja deh sampai halaman terakhir gimana. Yang bikin penasaran juga karena novel ini bercerita dengan sudut pandang Jana saja, jadi aku juga nggak bisa menebak-nebak isi hati Pandu. Dan aku harus akui kalau Pandu dan Angga benar-benar sweet, jangankan Jana, aku aja jatuh hati.
Novel ini jadi novel keenam Pia yang aku baca, dan aku harus mengakui kelebihan Pia dalam hal mendeskripsikan tempat. Masih ada kegagalan dalam bentuk typo, dan bahkan masih di halaman-halaman awal. Beberapa sempat aku catat, yaitu:
- Srak, harusnya serak. Hal 9
- Tiga tahu, harusnya tiga tahun. Hal 32
- "Gue bawain batagor!" seru Pandu. Sementara dari awal Jana, Pandu dan lainnya berbicara pakai aku-kamu. Hal 80
- Saataku, harusnya saat aku. Hal 119
- Tanda kutip yang terpisah dengan dialog. Hal 114, 147 dan ada beberapa halaman lain yang tidak sempat aku catat.
- Pengulangan deskripsi pakaian yang dikenakan Pandu dan Tiara di acara pertunangan mereka. Hal 138
- Setelah kamu duduk di ruang tamu, harusnya setelah kami duduk di ruang tamu. Hal 141
Tidak sampai mengganggu, tapi layak diberikan catatan juga supaya bisa diperhatikan kalau nantinya novel ini akan cetak ulang.
Keseluruhan sih aku masih menikmati gaya menulis Pia, tapi aku juga menantikan gebrakan baru dari Pia. Dari tema atau karakternya mungkin, nggak melulu anak manis. Yang sangat menyukai tema terjebak friendzone, novel ini bisa dimasukkan dalam list.
Kenyataan sering kali lebih pahit dibandingkan imajinasi. Hal 16
Aku takut akan semakin jatuh cinta, sekaligus patah hati. Hal 30
Hal yang tidak mereka pahami adalah bagaimana mungkin perempuan dan laki-laki seperti kami hanya mentok pada zona pertemanan dan tidak pernah memiliki hubungan yang lebih jauh daripada itu? Hal 44
Sering kali cerita manis berhenti pada titik di mana sebenarnya kita tidak ingin berhenti. Hal 58
Mungkin harus ada seseorang yang mengajariku cara memanipulasi hati. Hal 66
Cinta itu nggak pernah gampang, honey. Malah, cinta itu susah banget buat didapat. Hal 67
Mencintai seseorang itu nggak selamanya dosa. Hal 78
Mungkin aku benar-benar terlalu sibuk dengan keegoisanku. Terlalu sibuk memikirkan diri sendiri yang bertambah dewasa, namun lupa bahwa usia orangtuaku juga semakin senja. Hal 87
Coba jujur sama perasaanmu. Izinkan dia tahu. Seenggaknya, setelah fase itu terlewati mungkin kamu bisa merasa lebih lega. Sebelum semuanya benar-benar harus berakhir, bahkan sebelum pernah dimulai. Hal 109
Seandainya aku bisa mengatakan betapa aku merindukannya, betapa saat ini aku menginginkannya. Bukan hanya sebatas teman. Hal 114
Hal tersulit di dunia ini adalah ... melepaskan kamu, Pandu. Atau mencoba jatuh cinta kepada orang lain. Hal 115
The love is not mine. Hal 141

3 of a 5 Stars

0 komentar:

Posting Komentar

 

Mells Book's Shelves © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor