13 Februari 2015

Book's Review : A Week Long Journey by Altami N.D

Diposting oleh Mellisa Assa di 11:06:00 AM

Judul : A Week Long Journey
Penulis : Altami N. D
Editor : Didiet Prihastuti
Proofreader : Lana
Desain Sampul : Eduard Iwan Mangopang
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-602-03-1299-6
Tebal : 256 halaman;20 cm
Kategori : Young Adult, Teens, Novel, Fiksi

SINOPSIS :

Lina Budiawan baru saja lulus SMA dan dihadapkan pada kenyataan bahwa dia harus masuk ke fakultas yang tidak sesuai dengan minatnya karena orangtuanya menganggap jurusan itu memiliki masa depan yang cerah dibanding passion-nya, menulis.

Namun, Lina tetap tidak rela melepaskan genggaman pada mimpinya. Ketika dia dikelililngi orang-orang yang terus-menerus bicara mengenai bidang yang tidak sedikit pun Lina minati, justru semakin erat dia mencengkeram obsesi menulisnya. Meski harus mengesampingkan keluarganya.

Hingga liburan selama seminggu di Hong Kong menguak semua rahasia dan cerita lama yang tidak pernah Lina ketahui tentang sejarah keluarganya. Lina pun harus berpikir ulang. Menjadi idealis atau realistis?

REVIEW :

”Banyak hal baru yang akan kita lewatkan kalau kita cuma stuck di satu poin, cuma stuck dengan pandangan seperti orang-orang kebanyakan. Kadang orang-orang terlalu mudah menyerah untuk mencari suatu makna yang tersembunyi di balik suatu hal…” Chen Zhang (Hal. 93)

Keinginan Lina untuk menjadi penulis terpaksa harus dia kubur dalam-dalam. Pengumuman SNMPTN yang menyatakan kalau dia lulus di fakultas Peternakan IPB sama sekali tidak membuat dirinya bahagia. Yang dia inginkan masuk ke fakultas Sastra, tapi sebagai anak tunggal Hartono Budiawan, salah satu pemilik peternakan ayam terbesar di Surabaya, dengan terpaksa dia harus mengubur keinginanannya. Lina jadi sering murung dan tetap menulis meski harus secara diam-diam. Semakin sering sang mama menekan dirinya untuk mulai rajin turun ke peternakan, semakin Lina ingin berontak. Dia pun berniat untuk memberikan kejutan pada keluarganya dengan melahirkan sebuah buku, untuk membuktikan kalau dia tidak hanya bermimpi.

Tapi liburan selama seminggu ke Hong Kong bersama beberapa pengusaha ternak ayam, perlahan mengubah jalan pikiran Lina. Dia bertemu dengan Chen Zhang yang usianya beberapa tahun diatasnya dan juga bertemu dengan Dewi dan Rita, gadis seusia dirinya. Tapi Lina harus menelan kekecewaan karena Dewi dan Rita yang enggan berteman dengannya, bahkan sepertinya mereka sangat membenci Lina tanpa dia tahu alasannya. Untung saja ada Chen Zhang yang mau berteman dengannya dan memotivasi dirinya. Perlahan terungkap alasan Dewi yang sangat membenci dirinya yang berkaitan dengan papanya. Dan berbekal dengan alamat yang ditulis di secarik kertas oleh mbah putri-nya, Lina jadi tahu sejarah keluarganya dan peternakan yang mereka miliki. Lina pun harus berpikir ulang untuk tetap melanjutkan mimpinya sebagai penulis, atau menuruti harapan keluarganya.
***
Pertama aku mau bilang selamaaaaaaat buat Al, finally yah ‘anak’ pertamanya lahir juga. Sebelum novel ini terbit, aku pernah membaca bab-bab awal yang sempat diposting penulis di akun wattpad miliknya. Tapi aku harus mengakui kalau aku tidak melanjutkan membaca karena deskripsi awal yang kepanjangan, dan isinya keluhan si Lina betapa dia nggak mau masuk ke fakultas Peternakan.

Tapi di bab-bab selanjutnya, ceritanya mulai mengalir dan dijamin nggak membosankan lagi. Aku menyelesaikan novel ini hanya dalam dua jam –disambi main hayday, ngelonin anak dll-. Melewati bab awal kita akan mulai menikmati jalan ceritanya. Ditambah gaya bahasanya yang enak, jadi bikin betah bacanya. Walau pun novel debut, tapi pemilihan kalimat dan gaya bahasanya jauh dari kaku. Konfliknya mungkin seperti yang dirasakan remaja yang baru lulus SMA pada umumnya. Inginnya begini, tapi keinginan orangtua begitu. Ingin tetap bertahan dan yakin dengan pilihan sendiri, sementara pilihan orangtua sudah pasti hasilnya di masa depan akan seperti apa. Karakter yang diciptakan penulis adalah karakter yang aku favoritkan. Lina hanya murung di awal cerita, tapi memasuki inti cerita kita akan tahu kalau Lina tidak selemah di bab awal, apalagi saat dia berkonfrontasi dengan Dewi. Chen Zhang juga muncul bagai oase di padang pasir. Saat Lina merasa sendiri, ada Chen Zhang yang datang menghiburnya, mengajaknya berteman sampai timbul benih cinta diantara mereka.

Banyak nilai positif yang bisa diambil dari novel ini. Bagaimana kita harus berdiri di depan membela keluarga kita sendiri tapi dengan cara yang benar. Seperti Dewi yang berniat membela harga diri ayahnya, tapi caranya salah. Dari apa yang Dewi alami, hal positif yang bisa kita petik adalah, jangan pernah menarik kesimpulan dari satu pihak saja atau menilai orang lain hanya dari sudut pandang sendiri, buntutnya bisa nggak enak. Novel ini juga mengajarkan kita untuk bisa berkomunikasi dengan baik dengan keluarga, dan betapa orangtua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya, tanpa harus memaksakan kehendak. Kita juga bisa belajar cara memaafkan dengan ikhlas seperti yang dilakukan Lina.

Berikut ini beberapa kutipan favorit aku :
- Dari sudut pandang yang lain, sesuatu yang sederhana bisa tampak lebih indah. (Hal. 92)
- Karena banyak yang kita lewatkan kalau kita cuma memandang sesuatu dari sudut saja. (Hal. 93)
- Kadang orang-orang terlalu mudah menyerah untuk mencari makna yang tersembunyi di balik suatu hal. (Hal. 93)
- Mimpi itu sederhana, yang rumit itu manusianya. (Hal. 94)
- I am a princess not because I have a prince, but because my father is a king. (Hal. 222)

Sayangnya ceritanya yang mengalir, yang diselingi kutipan-kutipan indah, seolah dirusak dengan typo yang bertebaran dimana-mana. Dalam review aku kali ini, aku harus mengkritik kerja tim editingnya. Bukan karena apa, tapi karena sudah menjadi tugas para pembaca untuk mengingatkan. Seolah-olah novel ini terbit tanpa melewati proses editing dan langsung dicetak jadi buku. Berikut daftar typo yang aku temukan :

- karakter itulah yang membuat Lina sering kesal. Huruf k dalam kata karakter harusnya kapital. (hal.18)
- mama, harusnya Mama. (hal. 20, 21)
- itumerupakan, harusnya itu merupakan (hal. 22)
- karena menjaga nama baik sangat penting. Huruf k pada kata karena harusnya kapital. (hal. 23)
- Makannya, harusnya makanya (hal. 57)
- berhasilmenguasai, harusnya berhasil menguasai (hal. 65)
- itudari, harusnya itu dari (hal. 66)
- Lina menjadi air hangat setelah ayi Jaya mandi. Menjadi harusnya mandi (hal. 74)
- tubuhnyanya, harusnya tubuhnya (hal. 79)
- Damn why it is si hard for me. Si harusnya so (hal. 131)
- Catetan, harusnya catatan (hal. 135)
- Catetanku, harusnya catatanku (hal. 139)
- Pemales, harusnya pemalas (hal. 156)
- “Tapi emang itu salah”, harusnya “Tapi emang itu salah?” (hal. 156)
- Menutunya, harusnya menutupnya (hal. 162)
- dia terimanya, harusnya dia terima (hal. 171)
- stasiunMTR, harusnya stasiun MTR (hal. 177)
- nenek-nenek, harusnya Nenek-nenek (hal. 185)
- lina, harusnya Lina (hal. 188)
- masa sih!, harusnya masih (hal. 198)
- maafatas, harusnya maaf atas (hal. 201)
- jangan itu dong! Harusnya jangan gitu dong! (hal. 206)
- “untuk menerima kesalahpahamannya selama ini, ujar Rita”. Harusnya “untuk menerima kesalahpahamannya selama ini,” ujar Rita. (hal, 209)
- yah Lina sendiri, harusnya ayah Lina sendiri. (hal. 211)
- papantanya, harusnya papanya (hal. 224)

Semoga untuk kedepannya bisa lebih teliti lagi. Memang tidak semua novel terbit dengan sempurna tanpa typo sama sekali. Tapi yang ada di novel ini typo-nya sudah memasuki level nyaris mengganggu. Tujuan aku memuat daftar typo dalam review ini juga bukan karena mencari-cari kesalahan, tapi sebagai kritik yang membangun agar supaya di cetakan selanjutnya typo bisa lebih minim lagi.

But overall, aku suka dengan ceritanya, karakternya dan cara penulis mendeskripsikan setiap tempat yang Lina singgahi di negeri Cina.


3 of a 5 stars.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Setuju Mels, cerita dan deskripsinya bagus yang amat disayangkan typonya itu.

Posting Komentar

 

Mells Book's Shelves © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor